Makam ulama KH Ahmad Basari bin KH Maksum di Malilin, Sagalaherang, Subang, wafat sekitar abad 18, batu nisannya bertulis huruf arab, beliau berasal dari Simbang, Pekalongan, Tulisan arab di batu nisan dibuat oleh keturunannya, hanya tidak diketahui cara penulisannya dengan pahat atau bukan, ada asumsi pahatan tulisan arab ini sama seperti prasasti batutulis bogor, adapun nasab beliau adalah KH Ahmad Basari lahir di desa Simbang Pekalongan bin KH Maksum bin Raden Adilangu (Demak) bin keturunan Raden Patah Demak.
Senin, 10 Oktober 2022
Batu Nisan Bertulis Huruf Arab
Jumat, 02 September 2022
PELANTIKAN DPP PEJUANG SILIWANGI BERSATU, 31 Agustus 2022, Teluk Jambe, Karawang
Selasa, 05 Juli 2022
Tasyakur 100 Tahun PS
Foto foto di bawah adalah tasyakuran 100 tahun hari lahir PS tanggal 2 Juli 2022 di rumah Pendiri PS, Sagalaherang
Minggu, 03 Juli 2022
Pohon Turih Wajit (lambang PS)
Kamis, 30 Juni 2022
Rabu, 02 Juni 2021
Dalem Aria Yudanegara, penyebar agama Islam, Pajajaran bagian tengah
Sagalaherang abad 16-18 M adalah salah satu pusat penyebaran agama islam di Pajajaran Tengah, hal ini dibuktikan dengan banyaknya makam para Wali, para Ulama, dan para Syuhada. Sedikitnya ada 8 makam para tokoh Islam di lokasi yang letaknya tidak lebih dari 500 meter - 2 km, yaitu Dalem Aria Wangsa Goparana Nangkabeurit, Mbah Nangkoda Nangkabeurit, Mbah Kiara Payung, Mbah Karanghantu, Rd Windu Taun, Rd Windu Wulan Cinengah, Dalem Aria Yudanegara Dayeuh Kolot, KH Basyari Malilin.
Dalem Aria Yudanegara bin Dalem Aria Wangsagoparana, adalah penyebar agama islam di wilayah pajajaran bagian tengah, setelah kerajaan pajajaran runtuh 1579. Wilayah pajajaran bagian tengah meliputi Subang, Purwakarta, Karawang, Bandung utara, Cianjur, Sumedang bagian utara, beliau adalah anak dari Dalem Aria Wangsagoparan. Tidak diketahui persis kapan beliau dilahirkan, sebagian pendapat menyebut 1604 M, dalam silsilah keluarga, Dalem Aria Yudanegara adalah kakak dari Dalem Cikundul Aria Wiratanudatar, dalam silsilah lain beliau adik Dalem Cikundul, wallahu alam mana yang betul. Walaupun beliau tidak ikut menetap di Cianjur bersama Dalem Cikundul, tetapi peranan Dalem Aria Yudanegara besar dalam ikut membuka wilayah Cianjur menjadi pusat pemerintahan saat itu. Makam Dalem Aria Yudanegara di Dayeuh Kolot, Sagalaherang, Dayeuh/ Kota, Kolot/Lama artinya di wilayah ini merupakan kota tua (pertama) dibuka yang merupakan pusat pemerintahan. Dalem Aria Yudanegara terkenal dengan nama Ki Bodas, karena dekat makamnya tumbuh pohon besar berwarna Bodas (Putih), selain makam Dalem Aria Yudanegara, di lokasi ada juga makam istri beliau, makam Dalem Aria Cakrayuda bin Dalem Aria Yudanegara (anak), Dalem Aria Cakraprana bin Dalem Aria Cakrayuda (cucu), yang menarik di wilayah ini adalah adanya arca kuno sebelum islam, ini menandakan adanya toleransi beragama dengan agama sebelum islam, dan menandakan bahwa beliau sebagai perintis agama Islam di wilayah ini, sekarang makam Dalem Aria Yudanegara, sudah masuk situs kepurbakalaan yang dilindungi oleh Pemerintah.
Sabtu, 13 Juli 2019
Brigjen (Purn) R Darsono (Ketua PS ke 2)
Di Ciseupan Desa Cibuluh Kecamatan Tanjungsiang, Subang ada tugu seekor harimau dan Mayor Inf Darsono, kemudian
di Cirebon ada jalan Brigjen Darsono, siapakah Darsono ?
- mengawali karir sebagai tentara Peta pada zaman jepang, setelah kemerdekaan
membentuk bkr kec senen jakarta pusat
- Komandan kompi batalon II Lemah Abang, pangkat kapten
- Februari 1946 pindah ke cikampek, pangkat menjadi Mayor komandan batalyon IV Resimen V Sunan Gunung Jati
- Februari 1948 hijrah ke solo
- 1948 - 1952 Komandan Batalyon 301 Prabu Kian Santang, Divisi Siliwangi
- Batalyon Darsono yang pertama masuk kota madiun, dan berhasil menumpas ketika pemberontakan komunis september 1948
- setelah Long March dari Jawa Tengah, Batalyon 301 Prabu Kian Santang 4 Februari 1949 tiba di Ciseupan Kec Tanjung Siang, Subang
- 5 Februari 1949 hari kamis jam 04:00 diserang Belanda, jam 08:00 pasukan Darsono menyerang balik, tentara belanda dapat dipukul mundur mereka kocar kacir, saking ketakutan lari meninggalkan senjatanya dan tidak berpakaian lengkap
- pihak belanda meninggal : 1 pangkat mayor, 4 pangkat letnan, 36 prajurit, pihak pasukan darsono wafat 5 orang
- 1961-1963 Pandam Tambun Bungai (Kalimantan Tengah)
- 1964 mendirikan organisasi PS Partisan Siliwangi Bersama Drs Husein Sastra, akta Notaris Koswara di Bandung, pangkat beliau sudah Brigjen sebagai pelindung
- 15 Januari 1970 ketua umum PS Partisan Siliwangi
- 8 Mei 1971 wafat di Lembang Bandung